Halaman

Sabtu, 16 Januari 2010

Cinta Dalam Ketiadaan

Betapa tak 'kan sedih aku,
bagai malam, tanpa hari-Nya serta keindahan wajah hati terang-Nya ?
Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku,
semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih yang membuat pilu hatiku
Aku sedih dan tersiksa
karena Cinta demi kebahagiaan Rajaku yang tiada bandingnya
Titik air mata demi Dia adalah Mutiara,
Meski orang menyangka sekedar air mata
Kukeluhkan jiwa dari jiwaku,
namun sebenarnya aku tidak mengeluh, aku cuma berkisah ?
Hatiku bilang tersiksa oleh-Nya,
dan kutertawakan seluruh dalihnya
Perlakukanlah aku dengan benar, O .. Yang Maha Benar,
O...Engkaulah Mimbar agung, dan akulah ambang pintu-Mu !
Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu ?
dimanakah sang Kekasih ? Dimanakah "kita " dan "aku" ?
O..Engkau, jiwa yang bebas dari "kita" dan "aku",
O...Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita
Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, Engkaulah yang satu itu,
ketika bagian-bagian musnah, lihatlah, engkaulah kesatuan itu.

Tidak ada komentar: